Sebuah cerita yang menggambarkan pendamping kita yang sangat berarti bagi kita
(dikutip dari Gema Pembaharuan, Sektor Agustinus-Denpasar)
Alkisah, Putri Qara adalah istri saudagar kaya Amenhotep. Ia berasal dari keluarga sederhana tapi pintar, bijaksana dan berbudi pekerti. Karena berasal dari keluarga yang lebih miskin dari suaminya, Putri qara sering diperlakukan tidak selayaknya.
Pada suatu hari Putri Qara dan suaminya pergi ke desa dimana tinggal seorang nelayan yang miskin bersama istrinya. Saking miskinnya, nelayan itu tak sanggup membeli jala untuk mengganti jalanya yang robek. Istri nelayan itu seorang yang boros, malas dan suka berjudi, seluruh penghasilan suaminya digunakan untuk berfoya-foya. Melihat keadaan tersebut, puti Qara berkata kepada suaminya bahwa istri nelayan tsb seharusnya membantu memperbaiki jala suaminya.
Amenhotep menentang pendapat istrinya, mereka berdebat hingga Amenhotep marah dan memanggil nelayan miskin itu. Amenhotep memutuskan untuk menukar istrinya, Putri Qara dengan istri nelayan itu.
Putri qara sedih karena terhina, suaminya memperlakukan seolah2dia adalah barang yang dapat ditukar semaunya. sang nelayan tertegun, dan tidak berani membantah, karena Amenhotep terkenal kejam dan sadis lantaran dia kaya dan berkuasa.
Selang beberapa waktu kemudian, berkat kepandaian, kerajinan, dan kebijaksanaan putri Qara, lambat laun sang nelayan pun menjadi kaya...
Dan pada suatu ketika, ada orang tua dengan baju compang camping datang ke rumah putri Qara. Pelayan di rumah itu mengenalinya sebagai Amenhotep. Amenhotep melepaskan terompahnya dan meletakkannya di meja kecil di sudut rumah putri qara. Oleh pelayan, terompah itu diberikan kepada putri qara dan menceritakan kondisi pemiliknya. Sang putri yang mengenal terompah tersebut segera memerintahkan pelayannya untuk memberikan kepada Amenhotep baju baru, terompah baru dan tiga keping uang emas serta sebuah pesan yang berbunyi: " Aku tidak mewarisi kekayaan, tetapi budi pekerti, kebijaksanaan dan kemauan bekerja"
Amenhotep menerima pemberian itu dengan penuh haru dan penyesalan akan tindakannya di masa lalu. Karena egonya, ia menukar istrinya dengan seorang wanita yang hanya dapat menghamburkan harta suaminya.
Cerita diatas sangat sederhana namun cukup menyentuh, karena begitu besar pengaruh seorang istri untuk suaminya.
Oleh karenanya, wahai para wanita, dampingi dan dukunglah pria pasanganmu dengan bijaksana, dan wahai lelaki perlakukanlah perempuan pasanganmu dengan penuh kasih. karena pada setiap pria yang sukses pasti terdapat seorang wanita yang mendukungnya dengan bijaksana dan dengan sepenuh hati.
RENUNGAN:
Hai wanita dan Hai pria, janganlah saling menyalahkan, kalau anda saling menyalahkan akan membangkitkan luka lama yang telah sembuh. Barang siapa yang lebih dulu menyalahkan, harusnya terlebih dulu sadar bahwa di dalam dirinya masih ada kepahitan atau luka bathin. Lebih baik mendoakan pasangan kita daripada berkubang dan mencari kesalahannya. Cinta kasih yang tulus (agape) akan mengobati dan menyembuhkan luka-luka bathin pasangan kita, yang akhirnya akan membawa keluarga kita damai sejahtera dan suka cita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar